SUPERVISI SECARA UMUM DAN PENDIDIKAN DI DALAM PERUSAHAAN
A.
Pendahuluan
Sesuai dengan perkembangan zaman
masyarakat pendidikan kita sejak zaman penjajahan Belanda hingga zaman
kemerdekaan sampai sekarang maka kewajiban dan tanggung jawab para pemimpin
pendidikan umumnya dan kepada sekolah khususnya perkembangan dan perubahan pula.
Di makalah ini kami mencoba membahas
sedikit tentang pengertian supervise, peran, fungsi, sasaran, dan manfaat
supervise bagi guru dan siswa.
Dimana pengawas adalah proses dengan
mana administrasi melihat apa yang terjadi itu sesuai dengan apa yang seharusnya
terjadi. Jadi, pengawasan adalah fungsi administrative dalam setiap
administrator memastikan bahwa apa yang dikerjakan sesuai dengan dikehendaki.
B. Pengertian
Supervisi
Perkataan supervise berasal dari
bahasa Inggris “supervision” yang terdiri dari dua perkataan ; “super” dan
“vision”. Super berarti atas atau lebih, sedangkan vision berarti melihat atau
meninjau, menilik dan menilai dari apa yang dilakukan oleh pihak atasan (orang
yang memiliki kewenangan) terhadap perwujudan kegiatan dan hasil kerja bawahan.
Secara etimologi supervise berarti : melihat atau meninjau dari atas atau
menilik dan menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan (orang yang
memiliki kelebihan) terhadap apa saja yang dikerjakan oleh bawahan.
Sedangkan menurut beberapa pemikiran
mengemukakan bahwa supervise itu adalah :
- Menurut Hadavi Nawawi (1983)
Supervisi adalah “pelayanan yang disediakan oleh pimpinan untuk membantu
guru-guru (orang-orang yang dipimpin) agar menjadi guru-guru personal yang
semakin cakap sesuai dengan perkembangan ilmu ahar mampu meningkatkan
efektifitas proses belajar-mengajar di sekolah”.
- Piet A. Sahertian (1981)
Supervisi adalah suatu program
berencana untuk memperbaiki pengajaran.
- Depdikbut (1984)
Supervisi adalah bantuan yang diberikan kepada seluruh staf untuk
mengembangun situasi belajar yang lebih baik.[1]
Jadi, supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin
guru-guru dan petugas-petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk
menstimulit, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan
merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran dan metode-metode
pengajar dan evaluasi pengajaran.[2]
C. Peran
Supervisi
Menurut bukunya Yusuf A. Hasan dkk,
mengemukakan bahwa peran supervise adalah :
- Sebagai nara sumber bagi guru dalam mencurahkan dan melaksanakan tugas-tugasnya, serta dalam melakukan evaluasi diri, sehingga guru dapat secara terus menerus meningkatkan kinerjanya.
- Sebagai fasilitator bahkan pembimbing yang membantu guru dalam mengatasi hambatan yang dihadapi maupun dalam mengatasi kekurangan yang di alami.
- Sebagai motivator yang dengan berbagai cara selalu mengupayakan agar guru mau bekerja lebih sungguh-sungguh dan semangat.
- Sebagai aparat pengendali mutu pengajaran yang secara pendidik dan sistematik mengecek, menganalisis, mengevaluasi, dan mengarahkan serta mengambil tindakan agar peningkatan efektivitas pengajaran terlaksana dengan baik dan berhasil.
- Sebagai peran tambahan, adalah sangat tepat jika seorang pengawas akademik adalah juga seorang penilai dalam rangka program akreditasi sekolah.[3]
Menurut bukunya Saiful Akhyar Lubis peran supervisi adalah :
- Memberi dukungan, membantu dan mengikut sertakan guru-guru agar menjadi yang lebih baik.
- Menciptakan suasana yang sedemikian rupa, agar guru-guru merasa aman dan bebas dalam mengembangkan potensi dan daya kreasi mereka dengan penuh tanggung jawab.[4]
Menurut bukunya Soetjipto dan Raflis Kosasi ada dua jenis supervise
dilihat dari peranannya.
- Supervisi traktif, artinya supervise yang hanya berusaha melaksanakan perubahan kecil karena menjaga kontinuitas.
- Supervisi dinamik, yaitu supervise yang diarahkan untuk mengubah secara lebih intensif praktek-praktek pengajaran tertentu.[5]
Sedangkan peranan supervisor dalam kegiatan supervise klinik diantaranya
:
- Sebagai mitra kerja.
Tugasnya disini adalah untuk membantu dan membina pelaksanaan pendidikan
di sekolah / madrasah tersebut agar berjalan dengan baik dan mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
- Sebagai pengawas
Dilihat dari luasnya masalah kepengawasan ini, maka para pakar
merumuskannya dalam tiga kelompok besar, yaitu pengawas melekat, pengawas
fungsional dan pengawas masyarakat.
- Sebagai Pembina
Disamping berperan sebagai mitra kerja, para pengawas juga merupakan
tenaga-tenaga Pembina yang professional. Adapun persyaratan yang harus dimiliki
oleh seorang professional adalah memahami, menghayati dan trampil dibidang
tugas-tugasnya.
- Sebagai monitor
Peran penting lain yang diperlu dilakukan oleh pengawas adalah memberi
dorongan atau motivasi kepada orang-orang yang disupervisi agar terus
mengembangkan wawasan dan kemampuan professional serta meningkatkan kreatifitas
dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, baik sebagai guru maupun kepala sekolah.[6]
D.
Fungsi-Fungsi Supervisi
Fungsi-fungsi supervise pendidikan
yang sangat penting diketahui oleh para pemimpin termasuk kepala sekolah,
adalah sebagai berikut :
- Dalam bidang kepemimpinan
a)
Menyusun rencana dan policy
bersama.
b)
Mengikutsertakan anggota-anggota
kelompok / guru-guru pengawai dalam berbagai kegiatan.
c)
Memberikan bantuan kepada anggota
kelompok dalam menghadapi dan memecahkan persoalan-persoalan.
d)
Membangkitkan dan memupuk semangat
kelompok atau memupuk moral yang tinggi kepada anggota kelompok.
e)
Mengikutsertakan semua anggota
dalam menetapkan putusan-putusan.
f)
Membagi-bagi dan mendelegasikan
wewenang dan tanggung jawab. Kepada anggota kelompok, sesuai dan fungsi-fungsi
dan kecakapan masing-masing.
g)
Mempertinggi daya kreatif pada
anggota kelompok
h)
Menghilangkan rasa malu dan rendah
diri pada anggota kelompok sehingga mereka berani mengemukakan pendapat demi
kepentingan bersama.
- Dalam hubungan kemanusiaan
a)
Memanfaatkan kekeliruan ataupun
kesalahan-kesalahan yang dialaminya untuk dijadikan pelajaran demi perbaikan
selanjutnya, bagi dirinya sendiri maupun bagi anggota kelompok.
b)
Mengarahkan anggota kelompok
kepada sikap-sikap yang demokrasi.
c)
Memupuk rasa saling menghormati
diantara sesame anggota kelompok dan sesame manusia.
d)
Menghilangkan rasa
curiga-mencurigai anggota kelompok.
- Dalam pembinaan proses kelompok
a)
Mengenal masing-masing pribadi
anggota kelompok, baik kelemahan maupun kemampuan masing-masing.
b)
Menimbulkan dan memelihara sikap
percaya-mempercayai antara sesame anggota maupun antara anggota dan pemimpin.
c)
Memupuk sikap dan kesediaan
tolong-menolong.
d)
Memperbesar rasa tanggung jawab
para anggota kelompok
e)
Menguasai teknik-teknik pemimpin
rapat dan pertemuan-pertemuan lainnya.
- Dalam bidang administrasi personal
a)
Memilih personel yang memiliki
syarat-syarat dan kecakapan yang diperlukan untuk suatu pekerjaan.
b)
Menempatkan personel pada tempat
dari tugas yang sesuai dengan kecakapan dan kemampuan masing-masing.
c)
Mengusahakan susunan kerja yang
menyenangkan dan meningkatkan daya kerja serta hasil maksimal.
- Dalam bidang evaluasi
a)
Menguasai dan memahami
tujuan-tujuan pendidikan secara khusus dan terinci
b)
Menguasai dan memiliki norma-norma
atau ukuran-ukuran yang digunakan sebagai kriteria penilaian
c)
Menguasai teknik pengumpulan data
dan memperoleh data yang lengkap, benar dan dapat dioleh menurut norma-norma
yang ada.
d)
Menafsirkan dan menyimpulkan
hasil-hasil penilaian sehingga mendapat gambaran tentang
kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan perbaikan-perbaikan.[7]
Fungsi utama supervise pendidikan
adalah :
1.
Menyelenggarakan inspeksi, yaitu
sebelum memberikan pelayanan kepada guru, supervisor lebih dahulu perlu
mengadakan inspeksi sebagai usaha mensurvei seluruh system pendidikan yang ada.
2.
Penilaian data dan informasi hasil
inpeksi, yaitu data informasi yang telah dihimpun, diolah sesuai
prinsip-prinsip yang berlaku dalam penelitian.
3.
Penilaian, yaitu usaha mengetahui
segala fakta yang mempengaruhi kelangsungan persiapan, perencanaan, dan program
dan evaluasi hasil pengajaran.
4.
Latihan, berdasarkan hasil
penelitian dan penilaian mungkin ditemukan hal-hal yang dirasa kurang dilihat
dari kemampuan guru terhadap beberapa aspek yang berkaitan dengan pengajaran.
5.
Pembinaan atau pengembangan, yaitu
lanjutan dan kegiatan memperkenalkan cara-cara baru.[8]
E. Sasaran
Supervisi
Dalam kegiatan supervise bimbingan
dan konseling di sekolah, sasaran dapat ditinjau dari dua aspek yang
disupervisi dan orang yang melakukan supervise.
a)
Aspek yang disupervisi
Ø
Administratif yang mencakup
administrasi pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Ø
Edukatif yang mencakup
pelaksanaan bimbingan dan konseling.
b)
Orang yang melakukan supervise dan
disupervisi
Ø
Orang dilakukan oleh
pengawas dan atau kapala sekolah kepada :
1)
Kepala sekolah
2)
Guru pembimbing
3)
Siswa
Ø
Supervisi oleh kepala
sekolah ditunjukan kepada :
1)
Guru pembimbing
2)
Siswa.[9]
F. Manfaat
Supervisi Bagi Guru dan Murid
Manfaat supervise adalah untuk
meningkatkan kemampuan profesional guru dalam meningkatkan proses belajar
mengajar melalui pemberian bantuan yang terutama bercorak layanan
profesional kepada guru.
1.
Manfaat supervise bagi guru
Djajadisastra (1976) mengemukakan
kegunaan supervise pembelajaran adalah :
a)
Memperbaiki tujuan khusus mengajar
guru.
b)
Memperbaiki materi (bahan) dan
kegiatan belajar mengajar
c)
Memperbaiki metode, yaitu cara
mengorganisasi kegiatan belajar mengajar
d)
Memperbaiki penilaian atas media
e)
Memperbaiki penliaian proses
belajar mengajar dan hasilnya
f)
Memperbaiki pembimbing siswa atas
kesulitan dan hasilnya
g)
Memperbaiki sikap guru atas
tugasnya.[10]
2.
Manfaat supervise bagi murid
a)
Memperbaiki belajar siswa
b)
Hasil ujian murid, baik dari ujian
akhir maupun ulangan-ulangan serta pekerjaan rumah, tugas-tugas, dan sebagainya
termasuk disini hasil tes yang secara khusus dilakukan dalam rangka pengawasan.
3.
Murid makin berminat dan tertarik
kepada mata pelajaran yang diajarkan. Hal ini dapat dipantau melalui pengamatan
dan pencatatan atas indicator-indikatornya.
4.
Murid tidak mendapat hambatan
ketika mempelajari tingkat yang lebih tinggi pada mata pelajaran tersebut
maupun ketika mempelajari bidang lain yang memerlukan penguasaan isi pelajaran
yang telah dilaluinya.[11]
G. Kesimpulan
- Supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru dan petugas-petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran termasuk menstimulit, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran dan metode-metode mengajar dan evaluasi pengajaran.
- Peran supervise
- Memberikan dukungan, membantu dan mengikutsertakan guru-guru agar menjadi yang lebih baik.
- Menciptakan suasana yang sedemikian rupa, agar guru-guru merasa aman dan bebas dalam mengembangkan potensi dan daya kreasi mereka dengan penuh tanggungjawab.
- Fungsi supervise
a.
Dalam bidang kepemimpinan
b.
Dalam hubungan kemanusiaan
c.
Dalam pembinaan proses kelompok
d.
Dalam bidang administrasi personal
e.
Dalam bidang evaluasi
- Sasaran supervise
Dapat ditinjau dari 2 aspek
a.
Aspek yang disupervisi
b.
Orang yang melakukan supervisi dan
disupervisi
- Manfaat supervise bagi guru dan siswa
a.
Bagi guru
-
Memperbaiki tujuan khusus mengajar
guru.
-
Memperbaiki materi dan kegiatan
belajar mengajar
-
Memperbaiki metode
-
Memperbaiki penilaian atas media
dan lain-lain.
b.
Bagi murid
-
Memperbaiki tujuan belajar siswa
-
Memperbaiki hasil ujian murid
-
Murid makin berminat dan tertarik
kepada mata pelajaran yang diajarkan.
-
Murid tidak mendapat hambatan
ketika menghadapi tingkat yang sulit.
[1] Saiful
Akhyar Lubis. Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta : Citapustaka Media,
2001), hlm. 222-224.
[2] Piet
A. Sahertian dan Frans Mataheru. Prinsip-Prinsip dan Tehnik Supervisi
Pendidikan, (Surabaya : Usaha Nasional, 1981), hlm. 18.
[3] Yusuf
A. Hasan, dkk. Pedoman Pengawasan, (Jakarta : Makar Jaya, 2002), hlm.
21.
[4] Saiful
Ahyar. Op. cit., hlm. 232.
[5] Soetjipto
dan Raflis Kosasi. Profesi Pengawasan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1999),
hlm. 237.
[6] Yusuf
A. Hasan, dkk. Op. cit., hlm. 75-81.
[7] Ngalim
Purwanto. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 1987), hlm. 86-87.
[8] Qomari
Anwar. Pendidikan dan Guru Sebagai Upaya Menjamin Kualitas Pembelajara, (Jakarta
: U Hamka Press, 2004), hlm. 158-160.
[9] Dewa
Ketut Sukardi. Bimbingan Konseling di Sekolah, (Jakarta : PT Rineke
Cipta, 1996), hlm. 241-242.
[10] Internet
[11] Yusuf
A. Hasan, dkk. Op. cit., hlm. 20.