PERKEMBANGAN POLA PIKIR MANUSIA
BAB
I
PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN
POLA PIKIR MANUSIA
Manusia
sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mempunyai kelebihan jika dibandingkan dengan
makhluk lain ( dilebihkan dengan ciptaan lain ) sebagaimana yang tercantum
dalam Al-qur`an surah Al-isra :
70.
Artinya : “Dan sesungguhnya telah kami muliakan
anak-anak Adam. Kami angkat mereka didaratan dan dilautan. Kami beri mereka
rezeki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka denagn kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah ciptakan”.
Dari ayat di atas tersebut
dijelaskan bahwa manusia telah diberikan Allah kelebihan yang sempurna seperti
akal manusia yang harus dipergunakan sebaik mungkin. Dengan kelebihan tersebut
manusia dapat mengembangkan pikirannya baik lisan maupun tulisan. Karena dengan
demikianlah manusia lebih berharga baik untuk dirinya walaupun lingkungannya.
Perkembangan pola pikir manusia
dapat dilihat bagaimana manusia tersebut menggunakan pikirannya mencari masalah
dan menyelesaikan melalui pengalaman atau pengamatan. Kita ambil contoh dari
permulaan kehidupan manusia pada masa kuno. Pada masa kuno untuk memuaskan diri
mereka mencoba membuat jawaban sendiri. Misalnya apakah pelangi itu ? mereka
tidak dapat menjawab, maka mereka mencoba menjawab dengan menyatakan bahwa pelangi
adalah selendang para bidadari. Selanjutnya tentang mengapa gunung meletus,
mereka juga mencoba menjawab, bahwa yang berkuasa sedang marah. Dari jawaban
tersebut muncullah pengetahuan yang disebut berkuasa.
Dengan menggunaka akal logika,
muncullah pengetahuan yang berkuasa pada lautan, hutan dan seterusnya. Dan
pengetahuan tersebut dengan mitos atau legenda. Mitos pada zaman dahulu masih
bisa diterima, tapi dengan adanya kemajuan zaman, maka lahirlah pengetahuan
baru dan metode pemecahan masalah tersebut secara alamiah, yang selanjutnya
dikenal dengan metode Ilmiah ( scientific method ).[1]
Seperti yang telah disebut diatas
bahwa perkembangan pola pikir manusia ditandai dengan bagaimana manusia
tersebut mencari masalah dan bagaimana menyelesaikannya sesuai dengan
pengalaman dan pengamatannya. Perkembangan pola pikir manusia juga ditandai
dengan adanya sifat unik manusia dan rasa ingin tahu.
A. Sifat Unik Manusia
Jika, dibandingkan dengan makhluk
lain, manusia memiliki kelebihan umumnya ciri-ciri :
- Organ tubuhnya kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.
- Mengadakan metabolisme atau pertukaran zat, yakni ada zat masuk dan keluar.
- Memberikan tanggapan terhadap ransangan dari dalam dan luar.
- Memiliki potensi untuk berkembang biak.
- Tumbuh dan bergerak.
- Berinteraksi dengan lingkungannya.
- Bila masanya akan mati.
Dengan adanya kelebihan yang dianugerahkan tersebut
kiranya manusia dapat mempergunakannya dengan akal dan kemauannya, sehingga
dengan adanya akal dan kemauan tersebut manusia dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tingkat perkembangan pola pikir manusia ditandai
dengan intuisi, inspirasi, intuisi khusus, instrik.
a.
Intuisi
Intuisi merupakan tingkat evolusi intelek yang menurut beberapa ahli
filsafat dinamakan ketuhanan. Untuk memperoleh intuisi harus ditandai dengan
tidak adanya rasa mementingkan diri sendiri. Karena pola pikir tersebut tidak
akan berkembang kalau kita hanya mementingkan diri sendiri. Jadi, pengetahuan
yang diperoleh dengan akal pada umumnya dibangun atas dasar-dasar intuisi ini.
Jadi, intusi merupakan nama umum bagi kecakapan manusia yang tidak dapat
dipahami oleh rasio ayau akal.
b.
Inspirasi
Inspirasi adalah fenomena akal yang berbeda dibawah pengaruh dan perintah
budi. Biasanya orang yang mempunyai inspirasi yang cemerlang adalah para
ilmuan, para ahli seni, syair dan lain-lain. Inspirasi menimbulkan suatu
keadaan pada seseorang yang pikirannya seolah-olah disinari cahaya yang terang
benderang.
c.
Intuisi Khusus
Semua orang dikaruniai intuisi. Namun demikian intuisi khusus ini pada
umumnya terdapat pada para sarjana dan ahli-ahli filsafat di dalam usahanya
mengembangkan ilmu pengetahuan. Tapi meskipun demikian intuisi khusus ini dapat
dimiliki setiap orang asalkan pola pikir dikembangkan dengan sebaik mungkin.
d.
Instrik ( nafsu / dorongan )
Menurut Mac Dougali pada manusia terdapat bebrapa nafsu atau
dorongan yang berupa dorongan instrik, yaitu :
1.
Instrik ibu bapak untuk membela
dan memberikan makanan pada anaknya.
2.
Instrik suka berperang atau
berkelahi untuk keselamatan atau pemeliharaan diri.
3.
Instrik keinginan hendak tahu,
nafsu untuk menambah pengetahuan untuk kepentinagan pribadi.
4.
Instrik lapar, menangis, melarikan
diri.
5.
Intrik kawan atau sosial,
pemeliharaan diri dan kerendahan hati.
Dari pendapat Mac Dougali tersebut dapat disimpulkan
bahwa manusia intrik itu merupakan keadaan pembawaan yang mendorong jasad hidup
supaya menunjukkan perhatiannya kepada suatu objek, atau juga ucapan.
Dari uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
sifat unik manusia tersebut berbeda, ada yang mengembangkannya dengan
pengalaman, ada juga dengan pengamatan dan lain-lain. Meskipun demikian sifat
unik manusia akan menjadi berguna apabila dipergunakan dengan baik.
B. Rasa Ingin Tahu
Pada mulanya manusia bersifat lemah, ( terlahir ke dunia
) dalam keadaan tidak mengetahui suatu apapun, kemudian Allah yang telah
memberikan pengetahuan, pendengaran, penglihatkan, hati dan lain-lain.
Sebagaimana tercantum dalam surah An-Nahl : 78
Artinya
: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatu apapun dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati. Agar
kamu bersyukur.
Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa bersifat lemah dan
setelah Allah memberikan berupa pendengaran, penglihatan dan hati tersebut maka
manusia harus menggunakannya dengan sebaik mungkin demi kelangsunagn hidupnya.
Dan segala sesuatu disekitarnya disebut rasa ingi tahu.
Rasa ingin tahu mendorong manusia untuk melakukan
berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mencari jawaban atas berbagai persoalan yang
muncul di dalam pikirannya.[2]
Rasa ingin tahu ini didorong oleh adanya akal budi yang selalu berkembang. Akal
budi manusia tidak pernah puas dengan pengetahuan yang diperolehnya dan selalu
timbul untuk menambah pengetahuan tersebut. Dengan adanya rasa ingi tahu
tersebut menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri, baik
untuk dirinya maupun lingkungannya.
Sebenarnya setiap orang mempunyai rasa ingin tahu,
meskipun kekuatan atau intensitasnya tidak semua sama dan bidang minatnyapun berbeda.
Tiap individu atau kelompok mempunyai rasa ingin tahu, keinginantahuan (
curiosity ) berbeda diberbagai bidang dan rasa ingin tahu ini diperkuat atau
diperlemah oleh keinginannya. Jadi, rasa ingin tahu manusia pada tiap saat
berbeda dan dapat berubah-ubah menurut keadaan dan tidak mungkin setiap
individu mempunyai rasa ingin tahu yang sama kuat terhadap segala fenomena yang
ada.
Rasa ingin tahu menyebabkan alam pikir manusia
berkembang. Ada dua perkembangan alam pikir manusia yaitu :
1.
Perkembangan alam pikir manusia
sejak zaman purba hingga sekarang
Rasa ingin tahu pada manusia ternyata belum dapat
menjawab atas dasar pengamatan dan pengalaman saja. Sehingga untuk memuaskan
jawabannya, maka timbullah rekaan. Pada zaman dahulu ( zaman purba manusia ) sudah
menghadapi berbagai masalah, yang mendorong untuk mereka menyelidiki apa
penyebab dan mengapa terjadi masalah tersebut dan apa akibatnya. Karena
keterbatasan ilmu pengetahuan zaman tersebut mereka memberi jawaban sendiri dan
timbullah rekaan. Misalnya terjadinya gerhana bulan. Karena tidak mendapatkan
jawaban mereka menyangka terjadinya gerhana bulan karena dimakan raksasa,
menurut mitosnya raksasa takut pada bunyi-bunyian, maka pada waktu gerhana
bulan manusia memukul-mukul benda apa saja yang dapat menimbulkan bunyi, supaya
raksasa itu takut dan memuntahkan kembali bulan purnama. Contoh lain adanya
bunyi guntur dikira ditimbulkan oleh roda kereta yang dikendarai dewa melintas
langit.
Dari peristiwa tersebut dan adanya jawaban yang
direka-reka, pada waktu itu jawaban tersebut masih dapat diterima dan sangat
berpengaruh bahkan sampai saat ini kepercayaan mitos tersebut masih belum
sepenuhnya hilang. Mencari jawaban atas masalah tersebut jika dihubungkan
dengan makhluk gaib disebut berpikir secara irasional. Tentu saja pengetahuan
yang diperoleh secara irasional belum dapat dipertanggung jawabkan kebenaranya.
Demikianlah
manusia pada zaman dahulu atau pada mitos menjawab keinginan tahuannya
dengan menciptakan dongeng-dongeng atau mitos, karena alam pikirnya masih
terbatas pada imajinasi atau intuisi.[3]
Karena ketidak puasan mitos dan cemakian
berkembangnya ilmu pengetahuan alam manusia, maka terus mencari kebenaran yang
lebih diterima oleh akal logika. Dan perkembangan alam pikir manusia itu
berlangsung terus-menerus sampai sekarang dan akan berlanjut dimasa mendatang.
Meskipun semua orang memiliki rasa ingin tahu, tapi tidak semua orang mampu dan
mau mengadakan penyelidikan sendiri. Banyak yang sudah merasa puas dengan
memiliki jalan pintas yaitu bertanya kepada orang lain yang telah mengadakan
penyelidikan atau bertanya kepada orang lain yang lebih pandai : Jadi, dari
tangan ( atau mulut ), kedua, ketiga dan seterusnya. Cara melalui jalan pintas
inipun menyebabkan alam pikir manusia berkembang. Pengetahuan yang terkumpul
ini diwariskan dari generasi kegenerasi dan selalu ditambah dengan pengetahuan
yang baru didapat.
2. Perkembangan Alam Pikir
Manusia Sejak Dilahirkan Sampai Akhir Hayat
Alam pikiran seorang bayi yang baru lahir mengalami
perkembangan yang hampir serupa. Ketika anak kecil mengamati lingkungan, muncul
bermacam-macam pertanyaan di dalam pikirannya. Untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan itu, anak kecil mengadakan penyelidakan sendiri atau
bertanya kepada ibu, ayah, kakak atau orang lain yang mengasuhnya. Dengan
demikian alam pikiran anak berkembang dengan pesat. Rasa ingin tahu seorang
anak akan melemah, apabila orang-orang disekelilinya terlalu sibuk, terlalu
malas atau terlalu bodoh untuk memuaskan rasa ingin tahu anak itu. Dengan
demikian perkembangan alam pikir anak itu akan terhambat.
Perkembangan alam pikiran dapat juga disebabkan oleh
ransangan dari luar, tanpa dorongan dari dalam yang berupa rasa ingin tahu
misalnya : orang-orang yang tinggal dekat hutan menyaksikan kebakaran hutan,
orang yang sebenarnya tidak berminat dipaksa untuk mendengarkan ceramah. Sebab
ekstrem semacam itu memang dapat menimbulkan perkembangan alam pikir manusia,
tetapi hasil itu biasanya tidak mendalam dan tidak tahan lama. Tidak seperti
perkembangan yang disebabkan oleh rasa ingin tahu. Jadi alam pikiran manusia
berkembang terutama karena ada dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu.
Jadi, rasa ingin tahu yang ,terus berkembang akan
menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia. Dan rasa ingin tahu yang
terdapat pada manusia menyebabkan pengetahuan mereka menjadi berkembang. Setiap
hari mereka berhubungan dan mengamati benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang
terjadi di dalam sekitarnya. Pengamatan-pengamatan yang ditangkap melalui panca
inderanya merupakan objek rasa ingin tahunya. Dan manusia tidak akan merasa
puas jika belum memperoleh jawaban mengenai hal-hal yang diamatinya. Manusia
juga akan berusaha mencari jawabannya dan untuk itu mereka harus berpikir. Rasa
ingin tahunya terus terlanjut. Bukan hanya apanya saja yang ingin di ketahui
jawabannya, tetapi juga jawaban dari bagaimana dan kemudian berlanjut mengapa
tentang hal-hal yang bersangkutan dengan benda-benda dan peristiwa-peristiwa
yang diamatinya.[4]
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
- Manusia diberikan Allah kelebihan jika dibandingkan dengan makhluk lain, berupa akal pikiran. Dan dari akal pikiran tersebut manusia dapat mengembangkannya dengan adanya rasa ingin tahu yang kuat.
- Perkembangan pola pikir manusia ditandai dengan adanya intuisi, inspirasi, Intuisi khusus, dan instrik.
- Dengan adanya perkembangan pola pikir manusia yang terus menerus akan menghasilkan pengetahuan dan teknologi yang lebih baru.
DAFTAR
PUSTAKA
Aly, Abdullah, dkk. Ilmu
Alamiah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara, 1993.
Jasin, Makoeri. Ilmu
Alamiah Dasar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1997.
Mas`ud, Ibnu, dkk. Ilmu
Alamiah Dasar. Bandung : CV Pustaka Setia, 1998.
Badia, Maulia. Diktat
Ilmu Alamiah Dasar. Padangsidimpuan, 1992.