PERKEMBANGAN, MORAL, NILAI DAN SIKAP PADA REMAJA
A.
Pendahuluan
Remaja merupakan suatu masa
dari umur manusia yang paling banyak mengalami perubahan, sehingga membawanya
pindah dari masa kanak-kanak menuju kepada masa dewasa. Perubahan-perubahan
yang terjadi itu, meliputi : jasmani, rohani, pikiran, perasaan dan sosial.
Dalam pembagian tahap perkembangan
manusia, maka masa remaja menduduki tahap progresif. Dalam pembagian yang agak
terurai masa remaja mencakup masa pubertas dan nubilitas.[1]
Perkembangan
moral, nilai dan sikap (tingkah laku) ini berkembang sangat pesat pada masa
remaja. Dapat dikatakan bahwa pada masa remaja menjadi penentu perkembangan
hal-hal tersebut.
B. Pengertian
1.
Moral
Merupakan
suatu kebutuhan penting bagi remaja, terutama sebagai pedoman menemukan
identitas dirinya, mengembangkan hubungan personal yang harmonis dan
menghindari konflik-konflik peran yang selalu terjadi dalam masa transisi.
Menurut Lawrence Kohlberg, moral adalah fenomena kognitif dalam kajian psikologi.
Menurut Lawrence Kohlberg, moral adalah fenomena kognitif dalam kajian psikologi.
Menurut
Purwadarminto, 1959: 197, moral adalah ajaran tentang baik buruk perbuatan dan
kelakuan, akhlak, kewajiban dan sebagainya.
2.
Nilai
Merupakan
sesuatu yang baik, diinginkan atau dicita-citakan dan dianggap penting oleh
warga masyarakat, misalnya kebiasaan dan sopan santun.
Menurut
Young, nilai merupakan asumsi-asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari
tentang apa yang benar dan apa yang penting.
Menurut
Green, nilai merupakan kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi
terhadap obyek, ide dan orang perorangan.
Menurut
Woods, nilai merupakan petunjuk umum dan telah berlangsung lama yang mengarah
pada tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Sikap
Menurut
Green, sikap merupakan kesediaan bereaksi individu terhadap suatu hal, sikap
berkaitan dengan motif dan mendasari tingkah laku seseorang. Selain itu sikap
juga merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di lingkungan tertentu
sebagai suatu penghayatan terhadap obyek tersebut.
C. Hubungan Nilai, Moral,
Sikap, dan Tingkah Laku
Dalam kaitan
dengan pengamalan nilai-nilai hidup, maka moral merupakan kontrol dalam
bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai hidup yang dimaksud.
Dalam hal ini aliran Psikonalisis tidak membeda-bedakan antara moral, norma dan
nilai. Semua konsep itu menurut Freud menyatu dalam konsepnya super ego . Super
ego sendiri dalam teori Freud merupakan bagian dari jiwa yang berfungsi untuk
mengendalikan tingkah laku ego, sehingga tidak bertentangan dengan masyarakat.
Jadi
keterkaiatan antar nilai, moral, sikap dan tingkah laku akan tampak dalam
pengamalan nilai-nilai. Dengan kata lain, nilai-nilai perlu dikenal lebih
dahulu, kemudian dihayati dan didorong oleh moral, baru akan terbentuk sikap
tertentu terhadap nilai-nilai tersebut dan pada akhirnya terwujud tingkah laku
sesuai dengan nilai-nilai yang dimaksud.
D. Karakteristik nilai,
moral dan sikap remaja
Nilai-nilai
kehidupan yang perlu diinformasikan dan selanjutnya dihayati oleh para remaja
tidak terbatas pada adat istiadat dan sopan santun saja, namun juga seperangkat
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, misalnya : nilai agama, nilai
kemanusiaan, nilai estetika, nilai etik, nilai intelektual dan sebagainya.
Michael meringkas 5 perubahan dasar dalam moral yang harus dilakukan remaja, yaitu :[2]
Michael meringkas 5 perubahan dasar dalam moral yang harus dilakukan remaja, yaitu :[2]
a.
Pandangan moral individu makin
lama makin menjadi lebih abstrak
b.
Keyakinan moral lebih berpusat
pada apa yang benar dan kurang pada apa
yang salah. Keadilan muncul sebagai
kekuatan moral yang dominant
c.
Penilaian moral menjadi sebagai kognitif,
remaja semakin berani
mengambil keputusan.
d.
Penilaian moral menjadi kurang
egosentris
e.
Penilaian secara psikologis
menjadi lebih mahal
E. Tahap-tahap perkembangan
moral yang berlaku secara universal
a. Pra konvensional
Stadium 1,
Anak berorientasi pada kepatuhan dan hukuman, anak mengetahui bahwa
aturan-aturan ditentukan oleh adanya kekuasan yang tidak bisa diganggu gugat,
ia harus menurut dan kalau tidak akan memperoleh hukuman .
Stadium 2,
Berlaku prinsip Relativistic – Hedonism (bergantung pada kebutuhan dan
kesanggupan seseorang). Anak tidak lagi secara mutlak bergantung pada aturan
yang ada di luar atau disusun orang lain, tetapi mereka sadar bahwa setiap
kejadian memiliki beberapa segi .
b. Konvensional
Stadium 3,
orientasi mengenai orientasi anak yang baik, anak memperlihatkan orientasi
perbuatan-perbuatan yang dapat dinilai baik atau tidak baik oleh orang lain.
Masyarakat adalah sumber yang menentukan dan menjadi penilai
Stadium 4,
tahap mempertahankan norma-norma sosial dan otoritas, perbuatan baik merupakan
kewajiban untuk ikut melaksanakan aturan-aturan yang ada, agar tidak terjadi
kekacauan.
c. Pasca Konvensial
Stadium 5,
tahap orientasi terhadap perjanjian antara dirinya dengan lingkungan sosial. Ada hubungan timbal balik
antara dirinya dengan lingkungan sosial dan masyarakat. Seseorang
memperlihatkan kewajibannya dan lingkungan sosial akan memberikan perlindungan
kepadanya.
Stadium 6,
tahap ini disebut prinsip universal. Remaja mengadakan penginternalisasian
moral yaitu remaja melakukan tingkah laku moral yang dikemudikan oleh tanggung
jawab batin sendiri karena menjadi remaja berarti mengerti nilai-nilai,
mengerti tidak hanya memperoleh pengertian saja, melainkan juga dapat
menjalankan atau mengamalkannya.[3]
F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan Nilai, Moral, Sikap dan Tingkah Laku
a.
Hubungan harmonis dalam keluarga,
yang merupakan tempat penerapan
moral pertama sebagian individu.
b.
Masyarakat, tingkah laku manusia
bisa terkendali oleh kontrol dari
masyarakat yang mempunyai sanksi-sanksi
buat pelanggarnya .
c.
Lingkungan sosial, lingkungan
sosial terutama lingkungan sosial terdekat
yang bisa
sebagai pendidik dan pembina untuk memberi pengaruh dan
membentuk
tingkah laku yang sesuai
d.
Perkembangan nalar, makin tinggi penalaran
seseorang, maka makin
tinggi pula moral seseorang
G. Upaya Mengembangkan
Nilai, Moral dan Sikap Remaja
a.
Menciptakan komunikasi, dalam
komunikasi didahului dengan pemberian informasi tentang nilai-nilai dan moral
.Remaja dirangsang untuk lebih aktif, diikutsertakan dalam mengambil keputusan
dan tanggung jawab, diberi kesempatan berpartisipasi mengembangkan aspek moral.
Karena kita tahu nilai-nilai hidup yang dipelajari memperoleh kesempatan untuk
diterima dan diresapi sebelum menjadi bagian integral dari tingkah laku
seseorang.
b.
Menciptakan lingkungan yang
serasi, dalam usaha pengembangan tingkah laku nilai hidup hendaknya tidak
mengutamakan pendekatan-pendekatan semata-mata, tetapi juga mengutamakan adanya
lingkungan yang kondusif dimana faktor-faktor lingkungan itu sendiri merupakan
penjelmaan yang konkrit dari nilai-nilai tersebut . Lingkungan itu terutama
terdiri dari mereka yang berfungsi sebagai pendidik dan pembina (orang tua,
guru).
c.
Memberi contoh atau tauladan
perilaku yang merupakan perwujudan nilai-nilai yang diperjuangkan
d.
Menanamkan nilai-nilai keagamaan yang
di dalamnya diajarkan nilai, moral dan sikap yang baik dan terpuji.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa remaja
adalah masa yang sangat berpengaruh dalam perkembagan moral, nilai dan sikap.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi perkembangan moral, nilai dan tingkah
laku pada remaja, antara lain : komunikasi keluarga, lingkungan
social,masyarakat dan pengembangan nalar.
Adapun upaya
– upaya yang dapat dilakukan untuku mengembangkan moral, nilai, dan sikap remja
antara lain :
1)
Menciptakan komunikasi
2)
Menciptakan lingkungan yang serasi
3)
Memberi contoh atau tauladan
perilaku yang merupakan perwujudan nilai-nilai yang diperjuangkan
4)
Menanamkan nilai-nilai keagamaan yang di
dalamnya diajarkan nilai, moral dan sikap yang baik dan terpuji.