PENGERTIAN MANAJEMEN DAN SARANA MANAJEMEN
PENDAHULUAN
Ilmu manajemen sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia, mengapa
demikian karena pada dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa
terlepas dari prinsip-prinsip manajemen, baik langsung maupun tidak langsung.
Baik di sadarai ataupun tidak disadari. Ilmu manajemen ilmiah timbul pada
sekitar awal abad ke 20 di benua Eropa barat dan Amerika. Dimana di
negara-negara tersebut sedang dilanda revolusi yang dikenal dengan nama
revolusi industri. Yaitu perubahan-berubahan dalam pengelolaan produksi yang efektif
dan efisien. Hal ini dikarenakan masyarakat sudah semakin maju dan kebutuhan
manusia sudah semakin banyak dan beragama sejenisnya.
Sekarang timbul suatu pertanyaan “siapa sajakah yang sebenarnya memakai
manajemen “ apakah hanya digunakan di perusahaan saja atau apakah di
pemerintahan saja. Manajemen diperlukan dalam segala bidang. Bentuk dan
organisasi serta tipe kegiatan. Dimana orang-orang saling bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas tentang pengertian
manajemen dan sarana-sarana manajemen yang berguna kepada kita agar mengetahui
sebenarnya makna manajemen itu. Untuk lebih jelasnya sudah ada di dalam makalah
yang sederhana ini.
PENGERTIAN
MANAJEMEN DAN SARANA MANAJEMEN
A. Pengertian
Manajemen
Manejemen berasal dari kata to
manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan
diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manejemen itu. Jadi, manajemen itu
merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Karena
manajemen diartikan mengatur maka timbul beberapa pertanyaan bagi kita.
-
Apa yang diatur ?
Yang diatur adalah semua unsure-unsur manajemen yang terdiri dari men,
money, methods, materials, machines and market, disingkat dengan 6 M dan semua
aktivitas yang ditimbulkannya dalam proses manajemen itu.
-
Kenapa harus diatur ?
Agar 6 M itu lebih berdaya guna, berhasil guna, terintegrasi dan
terkordinasi dalam mencapai tujuan yang optimal.
-
Siapa yang mengatur ?
Yang mengatur adalah pemimpin dengan wewenang kepemimpinannya melalui
instruksi atau persuasi, sehingga 6 M dan semua proses manajemen tertuju serta
terarah kepada tujuan yang diinginkannya.
-
Bagaimana mengaturnya ?
Mengaturnya yaitu melalui proses dari urutan fungsi-fungsi manajemen
(perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian = planning,
organizing, directing and controlling).
-
Dimana harus diatur ?
Dalam suatu organisasi atau perusahaan, karena organisasi merupakan
“alat” dan “wadah” (tempat) untuk mengatur 6 M dan semua aktivitas proses
manajemen dalam mencapai tujuannya.[1]
Perlu dihayati bahwa manajemen dan organisasi bukan tujuan, tetapi hanya
alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan, karena tujuan yang ingin dicapai
itu adalah pelayanan dan laba (profit).
Walaupun manajemen dan organisasi hanya merupakan “alat dan wadah” saja,
tetapi harus diatur dengan sebaik-baiknya. Karena jika manajemen dan organisasi
ini baik maka tujuan yang optimal dapat diwujudkan, pemborosan terhindar, dan
semua potensi yang dimiliki akan lebih bermanfaat.[2]
Seperti banyak bidang studi lainnya yang menyangkut manusia, manajemen
sulit didefenisikan. Dalam kenyataannya, tidak ada defenisi manajemen yang
telah diterima secara universal. Mary Parker Folllett mendefenisikan manajemen
sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Defenisi ini
mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui
pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin
diperlukan. Manajemen menurut Stoner sebagai berikut : manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para
anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya
agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.[3]
Perngertian manajemen menurut para tokoh lain antara lain :
- Drs. H. malayu S.P. Hasibuan
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.
- Andrew F. Sikula
Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian,
komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi
dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien.
- G.R Terry
Manajemen adalah suatu proses yang khas terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaanm, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.[4]
Dalam buku lain manajemen diartikan sebagai suatu proses atau kerangka
kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kea
rah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyarta. Manajemen
adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya adalah “managing”-pengelolahan-, sedang
pelaksanaannya disebut manager atau pengelola.
Seorang yang menjadi manajer mengambil alih kewajiban-kewajiban baru,
yang seluruhnya bersifat “managerial” yang penting diantaranya adalah memadukan
kecenderungan untuk melaksanakan sendiri semua urusan.
Manajemen mempunyai tujuan tertentu dan tidak dapat diraba. Ia berusaha
untuk mencapai hasil-hasil tertentu, yang biasanya diungkapkan dengan
istilah-istilah “objectives” atau hal-hal yang nyata. Usaha-usaha kelompok itu
memberi sumbangannya kepada pencapaian-pencapaian khusus itu. Mungkin manajemen
dapat digambarkan sebagao tidak nyata, karena ia tidak dapat dilihat, tetapi
hanya terbukti oleh hasil yang ditimbulkannya, “output” atau hasil kerja yang
memadai, kepuasaan manusiawi dan hasil-hasil produksi serta jasa yang lebih
baik.[5]
Dari devinisi
di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen yaitu koordinasi semua sumber
daya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penetapan tenaga kerja,
pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih
dahulu. Untuk memperjelas pengertian manajemen maka akan dibicarakan
topic-topik berikut
1) Manajemen sebagai ilmu dan
seni
Luther
Gulick mendefeniskan manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (science)
yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia
bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat system kerjasama ini lebih
bermanfaat bagi kemanusiaan. Menurut Gulick manajemen telah menenuhi
persyaratan untuk disebut bidang ilmu pengetahuan, karena telah dipelajari
untuk waktu yang lama dan telah diorganisasi menjadi suatu rangkaian teori.
Teori-teori ini masih terlalu umum dan subjektif. Tetapi teori manajemen selalu
diuji dalam praktek, sehingga manajemen sebagai ilmu akan terus berkembang.
Manajemen
merupakan ilmu pengetahuan juga dalam artian bahwa manajemen memerlukan
disiplin ilmu-ilmu pengetahuan lain dalam penerapannya ; missal, ilmu ekonomi,
statistic, akuntasi dan sebagainya. Bidang-bidang ilmu ini dapat kita pelajari
secara universal.[6]
2) Manajemen sebagai profesi
Banyak
usaha telah dilakukan untuk mengklasifikasikan manajemen sebagai suatu profesi.
Edgar H. Schein telah menguraikan karakteristik-karakteristik atau
kriteria-kriteria untuk menentukan sesuatu sebagai profesi yang dapat diperinci
berikut :
-
Para professional membuat
keputusan atas dasar prinsipo-prinsip umum. Adanya pendidikan, kursus-kursus
dan program-program latihan formal menunjukkan bahwa ada prinsip-prinsip
manajemen tertentu yang dapat diandalkan.
-
Para professional mendapatkan
status mereka karena mencapoai standar prestasi kerja tertentu, bukan karena
favoritis politik atau social lainnya.
-
Para professional harus ditentukan
oleh suatu kode etik yang kuat, dengan disiplin untuk mereka yang menjadi
kliennya.
Manajemen
telah berkembang menjadi bidang yang semakin professional melalui perkembangan
yang menyolok program-program latihan manajemen di universitas-universitas
ataupun lembaga-lembaga manajemen swasta dan melalui pengembangan para
eksekutif organisasi (perusahaan).[7]
B. Proses Manajemen dalam
Administrasi Pendidikan
Kegiatan
administrasi pendidikan tidak lepas dari proses tersebut dimulai “planning”
(perencanaan, bahkan forcasting” atau penjangkauan kedepan), “Actuating” (pelaksanaan),
dan controlling (pengontrolan, terkait di dalamnya aktivitas evasluasi).
Berbagai ahli telah menggunakan pandangannya tentang fungsi manajemen, yang
menggambarkan proses berlakunya aktivitas. Adapun gambaran tentang fungsi
manajemen.
a). Perencanaan (planning)
Perencanaan
lazim menggambarkan ketegasan pendapat Rudiart Kipling yang berangka dari enam
pertanyaan yang terkenal dengan “5 W-1H”
-
What ? apa yang dikerjakan
-
Why ? Mengapa dikerjakan
-
Who ? Siapa yang mengerjakan
-
Where ? Dimana akan dikerjakan
-
When ? Kapan akan dikerjakan
-
How ? Bagaimana mengerjakan (tata
kerja, tekhnik dan prosedur)
b) Pelaksanaan (actuating)
Tahap
pelaksanaan berintikan pada penggerakan manusia untuk melaksanakan kerja.
Aktivitasnya terdiri atas pembimbing (directing), pengkoordinasian
(coordinating), dan pembuatan keputusan (decision making).
-
Pembingbing atau pengarahan
(directing)
Seseorang
pemimpin atau manajer pendidikan harus dapat memberikan bimbingan dan
pengarahan kepada para pelaksana pendidikan. Ia harus mampu dan selalu
membangkitkan semangat kerja staf, membagi tugas, memberi pengarahan, tuntunan
dan pembinaan agar para staf mampu melaksanakan pekerjaan untuk mencapai
tujuan.
-
Pengkoordinasian (coordinating)
Seroang manajer
pendidikan harus dapat menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan orang-orang,
bidang-bidang kerja yang ada dan satuan-satuan organisasi yang menjadi
wewenang.
- Pembuatan
keputusan
Seorang
manajer pendidikan harus dapat melakukan pemilihan yang jitu atas berbagai
alternative untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dalam proses
pelaksanaan pendidikan.
c) Pengontrolan
Pengontrolan
merupakan aktivitas yang mengusahakan agar pekerjaan dapat terlaksana sesuai
dengan rencana atau tujuan yang telah diletakkan aktivitas pengontrolan ini
terdiri dari :
-
Penentuan standard atau ukuran
baku
-
Mengadakan pengukuran atau
penilaian terhadap pekerjaan yang telah dan sedang berlangsung.
-
Membandingkan pelaksanaan
pekerjaan dengan ukuran-ukuran baku untuk mengetahui kesesuaian (keberhasilan)
dan penyimpangan.
-
Mengadakan perbaikan terhadap
penyimpangan yang muncul.[8]
C. Sasarana
Manajemen
Untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools).
Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan.
Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines,
method, dan markets.
- Man (SDM)
Dalam
manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat
tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada
manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk
kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang
berkerja sama untuk mencapai tujuan.
- Money (uang)
Uang
merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar
dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah
uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools)
yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan
secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus
disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan
harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
- Materials (bahan)
Materi
terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam
dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli
dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah
satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi
tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
- Machines (mesin)
Dalam
kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin akan membawa
kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan
efesiensi kerja.
- Methods (metode)
Dalam
pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja yang
baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode daat dinyatakan
sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai
pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan
penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode
baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai
pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama
dalam manajemen tetap manusianya sendiri.
- Market (pasar)
Memasarkan
produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi
tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja
tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan
hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat
dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan
daya beli (kemampuan) konsumen.[9]
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
pembahasan makalah tersebut maka penulis dapat menyimpulkan tentang pengertian
manajemen dan sarana manajemen.
Pengertian
Manajemen adalah koordinasi semua sumber daya melalui proses perencanaan,
pengorganisasian, penetapan tenaga kerja, pengarahan dan pengawasan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Untuk memperjelas
pengertian manajemen maka akan dibicarakan topic-topik berikut.
Sarana manajemen adalah men, money, methods, materials, machines and
market, disingkat dengan 6 M dan semua aktivitas yang ditimbulkannya dalam
proses manajemen itu.
[1]
Malayu S.P Hasibuan. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, (Jakarta :
Bumi Aksara, 2006), hlm. 1.
[2] Ibid.,
hlm. 2.
[3]
Hani Handoko. Manajemen, (Yogyakarta : BPFE, 2003), hlm. 8.
[4]
Malayu S.P Hasibuan. Loc. Cit., hlm. 2.
[5]
G.R Terry dan L.W Rus. Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta : Bumi Aksara,
1993), hlm. 1-2.
[6]
Tani Handoko. Loc. Cit., hlm. 11.
[7] Ibid.,
hlm. 13-14.
[8]
Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto. Administrasi Pendidikan, (Surabaya :
Usaha Nasional, 1982), hlm. 259-260.