MASA DEWASA (Perkembangan Peserta Didik)


MASA DEWASA
  1. Pendahuluan
Dalam kehidupan pasti mengalami perubahan fisik emosional yang mungkin tidak kita sadari secara langsung yaitu, dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa, masa usia lanjut; dengan banyak tahapan yang mungkin pasti dilalui, dari segi jasmani maupun rohani banyak perubahan yang mungkin tidak kita sadari betapa banyak masa-masa yang harus kita lalui, beberapa masa tersulit yang harus kita jalankan yaitu masa remaja, yang biasanya dimulai dari usia belasan  tahun dan diakhiri dengan perubahan masa dewasa emosional yang timbul dari perubahan fisik yang cepat dan luas yang terjadi sewaktu pubertas.
            Hal itu dipandang sebagai perkembangan proses psiko-sosial yang terjadi seumur hidup Variasi kondisi kejiwaan, suatu saat mungkin ia terlihat pendiam, cemberut, dan mengasingkan diri tetapi pada saat yang lain ia terlihat sebaliknya-periang berseri-seri dan yakin. Perilaku yang sukar ditebak dan berubah-ubah ini bukanlah abnormal. Itu hanya perlu diprihatinkan bila ia terjerumus dalam kesulitan, kesulitan di sekolah atau kesulitan dengan teman-temannya.

            Masa Dewasa biasanya dimulai dari usia 18 atau 19 tahun hingga kurang lebih 40 tahun, mungkin bisa dibilang masa yang paling panjang dalam perjalanannya dan dimasa dewasa inipun masa yang paling sulit karena dimasa dewasa mungkin kita harus berinteraksi dengan masyarakat umum atau usia dewasa lainnya.  masa awal seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Pada masa ini, seseorang dituntut untuk memulai kehidupannya memerankan peran ganda seperti peran sebagai suami/isteri dan peran dalam dunia kerja (berkarir); Secara alamiah setiap manusia akan menjadi tua atau mengalami proses penuaan. Banyak orang merasa takut memasuki masa lanjut usia, karena mereka sering mempunyai kesan negatif atas orang yang lanjut usia.

           
Menurut mereka lansia itu adalah: tidak berguna, lemah, tidak punya semangat hidup, penyakitan, pelupa, pikun, tidak diperhatikan oleh keluarga dan masyarakat, menjadi beban orang lain, dan sebagainya. Proses ini tidak dapat dihindari, proses penuaan tidak dapat dilihat atau diukur hanya dari umur kronologis. Memang pada masa lansia orang mengalami berbagai perubahan, secara fisik maupun mental. Tapi perubahan-perubahan ini dapat diantisipasi sehingga tidak datang lebih dini. Proses penuaan pada setiap orang berbeda-beda, tergantung pada sikap dan kemauan seseorang dalam mengendalikan atau menerima proses penuaan itu.
            Ada beberapa negara menetapkan usia kronologis yang berbeda bagi orang lansia. Di Indonesia, seseorang dianggap lanjut usia, ketika ia pensiun dari pekerjaannya pada usia 55 tahun. Namun, di Amerika Serikat, seseorang dikategorikan sebagai lansia pada usia 77 tahun, yang didahului masa pra lansia yaitu usia 69-76 tahun. Bagi orang Jepang kesuksesan justru dimulai pada usia 60 tahun. Dan banyak wanita Jepang yang masih bekerja pada usia 60 tahun ke atas. Sedangkan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) menetapkan usia 60 tahun sebagai titik awal seseorang memasuki masa lansia. Karena itu tidak ada tolok ukur yang jelas kapan seseorang memasuki masa lansia, Faktor ini merupakan faktor bawaan (keturunan), dan setiap orang memiliki faktor genetika yang berbeda-beda.

  1. Pengertian Dewasa
Setelah mengalami masa kanak-kanak dan remaja yang panjang, seorang individu akan mengalami masa dimana ia telah menyelesaikan pertumbuhannya dan mengharuskan dirinya untuk berkecimpung dengan masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya, masa dewasa adalah waktu yang paling lama dalam rentang hidup yang ditandai dengan pembagiannya menjadi 3 fase yaitu; masa dewasa dini, masa dewasa madya, dan masa dewasa lanjut (usia lanjut).
Masa dewasa biasanya dimulai sejak usia 18 tahun sampai dengan kira-kira usia 40 tahun dan biasanya ditandai dengan selesainya pertumbuhan pubertas dan organ kelamin anak telah berkembang dan mampu berproduksi. Pada masa ini, individu akan mengalami perubahan fisik dan psikologis tertentu bersamaan dengan masalah-masalah penyesuaian diri dan harapan-harapan terhadap perubahan tersebut.
Saat telah menginjak usia dewasa terlihat adanya kematangan jiwa mereka; “Saya hidup dan saya tahu untuk apa,” menggambarkan bahwa di usia dewasa orang sudah memiliki tanggung jawab serta sudah menyadari makna hidup. Dengan kata lain, orang dewasa nilai-nilai yang yang dipilihnya dan berusaha untuk mempertahankan nilai-nilai yang dipilihnya.[1]

  1. Ciri-Ciri Dewasa
Masa dewasa adalah masa awal seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Pada masa ini, seseorang dituntut untuk memulai kehidupannya memerankan peran ganda seperti peran sebagai suami/isteri dan peran dalam dunia kerja (berkarir). Masa dewasa dikatakan sebagai masa sulit bagi individu karena pada masa ini seseorang dituntut untuk melepaskan ketergantungannya terhadap orang tua dan berusaha untuk bias mandiri. Di bawah ini ada 10 ciri-ciri masa dewasa dini yaitu:[2]
1). Masa Pengaturan (settle down)
            Pada masa ini seseorang akan “mencoba-coba” sebelum ia menentukan mana yang sesuai, cocok, dan memberi kepuasan permanen. Ketika ia sudah menemukan pola hidup yang diyakini dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, ia akan mengembangkan pola-pola prilaku, sikap, dan nilai-nilai yang cenderung akan menjadi kekhasannya selama sisa hidupnya.
2). Masa Usia Produktif
            Dinamakan sebagai masa produktif karena pada rentang usia ini adalah masa-masa yang cocok untuk menentukan pasangan hidup, menikah, dan berproduksi / menghasilkan anak. Pada masa ini organ reproduksi sangat produktif dalam menghasilkan individu baru (anak).
3). Masa Bermasalah
            Masa dewasa dini dikatakan sebagai masa yang sulit dan bermasalah. Hal ini dikarenakan seseorang harus mengadakan penyesuaian dengan peran barunya (perkawinan VS pekerjaan). Jika ia tidak bias mengatasinya maka akan menimbulkan masalah. Ada 3 faktor yang membuat masa dewasa ini begitu rumit yaitu;
Pertama; individu tersebut kurang siap dalam menghadapi babak baru bagi dirinya dan tidak bisa menyesuaikan dengan babak/peran baru tersebut.
Kedua; karena kurang persiapan maka ia kaget dengan 2 peran/lebih yang harus diembannya secara serempak.
Ketiga; ia tidak memperoleh bantuan dari orang tua atau siapapun dalam menyelesaikan masalah.
4) Masa Ketegangan Emosional
            Ketika seseorang berumur duapuluhan (sebelum 30-an), kondisi emosionalnya tidak terkendali. Ia cenderung labil, resah, dan mudah memberontak. Pada masa ini juga emosi seseorang sangat bergelora dan mudah tegang. Ia juga khawatir dengan status dalam pekerjaan yang belum tinggi dan posisinya yang baru sebagai orang tua. Maka kebanyakan akan tidak terkendali dan berakhir pada stress bahkan bunuh diri. Namun, ketika sudah berumur 30-an, seseorang akan cenderung stabil dan tenang dalam emosi.
5) Masa Keterasingan Sosial
            Masa dewasa dini adalah masa dimana seseorang mengalami “krisis isolas”, ia terisolasi atau terasingkan dari kelompok sosial. Kegiatan social dibatasi karena berbagai tekanan pekerjaan dan keluarga. Hubungan dengan teman-teman sebaya juga menjadi renggang. Keterasingan diintensifkan dengan adanya semangat bersaing dan hasrat untuk maju dalam berkarir.
6) Masa Komitmen
            Pada masa ini juga setiap individu mulai sadar akan pentingnya sebuah komitmen. Ia mulai membentuk pola hidup, tanggungjawab, dan komitmen baru.
7) Masa Ketergantungan
            Pada awal masa dewasa dini sampai akhir usia 20-an, seseorang masih punya ketergantungan pada orang tua atau organisasi/instnasi yang mengikatnya.
8) Masa Perubahan Nilai
            Nilai yang dimiliki seseorang ketika ia berada pada masa dewasa dini berubah karena pengalaman dan hubungan sosialnya semakin meluas. Nilai sudah mulai dipandang dengan kaca mata orang dewasa. Nilai-nilai yang berubah ini dapat meningkatkan kesadaran positif. Alasan kenapa seseorang berubah nilia-nilainya dalam kehidupan karena agar dapat diterima oleh kelompoknya yaitu dengan cara mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati. Pada masa ini juga seseorang akan lebih menerima/berpedoman pada nilai konvensional dalam hal keyakinan. Egosentrisme akan berubah menjadi social ketika ia sudah menikah.
9) Masa Penyesuaian Diri dengan Hidup Baru
            Ketika seseorang sudah mencapai masa dewasa berarti ia harus lebih bertanggungjawab karena pada masa ini ia sudah mempunyai peran ganda. (peran sebagai orang tua dan sebagai pekerja.
10) Masa Kreatif
Dinamakan sebagai masa kreatif karena pada masa ini seseorang bebas untuk berbuat apa yang diinginkan. Namun kreatifitas tergantung pada minat, potensi, dan kesempatan.
            Saat telah menginjak usia dewasa terlihat adanya kematangan jiwa mereka; “Saya hidup dan saya tahu untuk apa,” menggambarkan bahwa di usia dewasa orang sudah memiliki tanggung jawab  serta sudah menyadari makna hidup Dengan kata lain, orang dewasa nilai-nilai yang yang dipilihnya dan berusaha untuk mempertahankan nilai-nilai yang dipilihnya.

  1. Gejolak yang Dialami Masa Dewasa
Perubahan Minat
            Seseorang ketika ia sudah menginjak masa dewasa, seseorang akan mengalami pergeseran bahkan pengurangan bobot minat/keinginan terhadap sesuatu. Hal ini disebabkan karena minat yang sudah ada pada dirinya sejak masa kanak-kanak atau remaja terkadang sudah tidak sesuai lagi dengan perannya sebagai orang dewasa selain itu juga bisa disebabkan oleh minat yang tidak lagi memberi kepuasan seperti semula.
            Masa dewasa dini tidak selalu menghilangkan minat seseorang tetapi juga dapat membuat bobot pada minat yang dimiliki seseorang bergeser. Ketika usia bertambah, orang biasanya tidak memperoleh minat baru kecuali bila ia mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan minat itu.[3]

Ada 3 jenis minat yang dapat dianggap sebagai ciri orang dewasa, antara lain:
·         Minat Pribadi; meliputi penampilan, pakaian & perhiasan, status, symbol kedewasaan, uang dan agama. Ketika sudah dewasa banyak terjadi perubahan penampilan yang dialami seseorang seiring dengan perubahan fisiknya. Ia mulai bisa memanfaatkan penampilan tersebut dan berusaha untuk memperbaiki penampilan. Hal ini dikarenakan kesadaran bahwa penampilan yang menarik adalah potensi besar dalam meningkatkan pergaulan. Minat untuk meningkatkan penampilan mulai berkurang menjelang umur 30-an ketika ketegangan dalam pekerjaan dan rumah tangga terasa kuat. Walaupun usia semakin bertambah namun minat terhadap pakaian dan perhiasan juga ikut bertambah. Hal ini berhubungan dengan prestise dan nilai seseorang dalam pergaulan.
·         Minat Rekreasional; Pada masa remaja bahkan kanak-kanak, orang berekreasi hanya sekedar ikut-ikutan atau diajak orang lain/keluarga dan hanya berfungsi untuk bermain. Namun pada masa dewasa apalagi jika sudah menjadi orang tua, orientasi dari rekreasi tersebut adalah untuk menghilangkan kepenatan setelah lama bekerja.
·         Minat Sosial ; Seperti telah dijelaskan di awal bahwa masa dewasa dini adalah masa keterasingan sosial dimana seseorang (suami/isteri) akan merasa sepi karena mereka kehilangan masa pergaulan yang menyenangkan ketika remaja. Umumnya pergaulan dan kegiatan mereka lebih terpusat pada keluarga. Peran anggota keluarga menggantikan peran teman. Mereka harus bisa mencari penyelesaiannya dan berupaya untuk menjalin tali persahabatan baru dengan lingkungan barunya. Namun pada akhir tigapuluhan atau pertengahan empatpuluhan, mereka sudah mempunyai banyak teman karean umumnya minat social mereka sudah berkembang dan stabil. Pada masa dewasa, minat pribadi akan semakin berkurang dan minat sosial akan semakin bertambah.

  1. Pengaruh Positif yang Dialami Masa Dewasa
-          Prestasi
·         Berprestasi pada usia dewasa madya menurut Werner merupakan suatu gambaran yang positif dari seorang individu.
·         Pada usia 40 tahun pada orang-orang normal telah memiliki pengalaman yang cukup dalam pendidikan dan pergaulan, sehingga mereka telah memiliki sikap yang pasti serta nilai-nilai tentang hubungan social yang berkembang secara baik.
·         Kondisi keuangan dan kedudukan social mereka biasanya telah mapan, serta mereka telah memiliki pandangan yang jelas tentang masa depan dan tujuan yang ingin dicapai.
·         Apabila situasi ini diikuti dengan kondisi fisik yang prima, maka mereka dapat menyatakan bahwa hidup dimulai di usia 40 tahun (life begin 40th).
·         Menurut Hurlock yang dapat dicapai individu di usia dewasa madya, tidak hanya kesuk-sesan secara financial, melainkan juga dalam hal kekuasaan dan prestise.
·         Biasanya usia pencapaian terjadi antara 40-50 tahun. Selain itu masyarakat sendiri nampaknya baru mengakui kemampuan atau prestasi seseorang secara mantap apabila yang bersangkutan telah memasuki usia dewasa madya.
-          Perubahan Nilai
Nilai yang dimiliki seseorang ketika ia berada pada masa dewasa dini berubah karena pengalaman dan hubungan sosialnya semakin meluas. Nilai sudah mulai dipandang dengan kaca mata orang dewasa. Nilai-nilai yang berubah ini dapat meningkatkan kesadaran positif. Alasan kenapa seseorang berubah nilia-nilainya dalam kehidupan karena agar dapat diterima oleh kelompoknya yaitu dengan cara mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati. Pada masa ini juga seseorang akan lebih menerima/berpedoman pada nilai konvensional dalam hal keyakinan. Egosentrisme akan berubah menjadi social ketika ia sudah menikah.
-          Hidup Baru
Ketika seseorang sudah mencapai masa dewasa berarti ia harus lebih bertanggungjawab karena pada masa ini ia sudah mempunyai peran ganda. (peran sebagai orang tua dan sebagai pekerja.
-          Kreatifitas
Dinamakan sebagai masa kreatif karena pada masa ini seseorang bebas untuk berbuat apa yang diinginkan. Namun kreatifitas tergantung pada minat, potensi, dan kesempatan.
-          Komitmen
Pada masa ini juga setiap individu mulai sadar akan pentingnya sebuah komitmen. Ia mulai membentuk pola hidup, tanggungjawab, dan komitmen baru.

  1. Pengaruh Negatif yang Dialami Masa Dewasa
Ada beberapa hal yang menjadi pengaruh negative pada masa dewasa, antara lain :
-          Pengaruh Personal dan Sosial
Seseorang terlihat belum matang pada usia awal usia dewasa diakibatkan oleh kegagalannya dalam menguasai beberapa atau sebagian besar dari tugas perkembangan yang penting pada masa dewasa. Kegagalan dalam menguasai tugas perkembangan masa dewasa dini dapat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosial seseorang. Mereka akan selalu merasa kecewa dan tidak puas dengan apa yang dimiliki dibandingkan dengan orang dewasa seusianya. Beberapa bahaya personal dan sosial pada masa dewasa diantaranya;
-          Pengaruh Fisik
Bahaya fisik yang paling penting dan paling umum dalam masa dewasa dini adalah bentuk fisik dan penampilan yang kurang menarik yang mempersulit penyesuaian diri pribadi dengan kehidupan sosial.
Pengaruh
-          Pengaruh Sosial dan Peran Seks
Mendapatkan suatu kelompok sosial tempat mengidentifikasi diri khususnya dalam mobilitas sosial dan penerimaan peran seks tradisional merupakan hambatan kejiwaan yang harus ditanggulangi setiap orang dalam kehidupan pribadi dan sosial mereka.
  1. Pembagian Masa Dewasa
Masa Dewasa dibagi Menjadi Tiga Bagian[4]
a.      Masa Dewasa Awal (masa dewasa dini/young adult)
         Masa dewasa awal adalah masa pencaharian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, priode isolasi social, priode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru. Kisaran umurnya antara 21 tahun sampai 40 tahun.
b.      Masa Dewasa madya (middle adulthood)
         Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur empat puluh sampai enam puluh tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan social antara lain; masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya dan memasuki suatu priode dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan prilaku yang baru. Perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan social.
c.       Masa usia lanjut (masa tua/older adult)
         Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai mati, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun. Adapun ciri-ciri yang berkaitan dengan penyesuaian pribadi dan sosialnya adalah sebagai berikut; perubahan yang menyangkut kemampuan motorik, peruban kekuatan fisik, perubahan dalam fungsi psikologis, perubahan dalam system syaraf, perubahan penampilan
Pembagian yang sama dibuat oleh Elizabeth B. Hurlock,[5] dengan mencermati perubahan – perubahan dan persoalan – persoalan penyesuaian diri yang terjadi pada orang-orang dewasa yaitu[6] :
  1. masa dewasa dini; yang dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-p[erubahan fisik dan psikologis yang menyertakan berkurangnya kemampuan reproduktif.
  2. Masa dewasa madya ; dimulai pada umur 40 tahun sampai 60 tahun, yakni saat menurunnya kemampuan fisik dan psikologis yang jelas nampak pada setiap orang.
  3. Masa dewasa lanjut; yang dimulai usia 60 tahun samapi kematian. Saat ini kemampuan fisik dan psikologis cepat penurunannya.

  1. Penyesuaian Dimasa Dewasa
Pada masa dewasa terjadi banyak perubahan – perubahan baik secara fisik maupun psikologis. Maka dari itu, orang dewasa akan melakukan penyesuaian – penyesuaian diri.
  1. Penyesuaian Pribadi.
Masalah –masalah tertentu yang timbul dalam penyesuaian diri merupakan ciri dari usia madya pada kebudayaan masa kini. Beberapa dari masalah tersebut lebih sulit bagi pria, dan beberapa lainnya lebih sulit bagi wanita. Masalah yang utama dipecahkan dan disesuaikan secara memuaskan selama usia dewasa mencakup apa saja yang menjadi tugas-tugas perkembangan selama periode ini. Ada beberapa perubahan pada penyesuaiaan diri, yaitu :
a)      pnyesuaian diri terhadap perubahan fisik salah satu dari sekian banyak penyesuain yang sulit bagi pria dan wanita berusia dewasa yang harus dilakukan adalah dalam mengubah penampilan. Penyesuaian diri terhadap perubahan fisik terasa sulit karena adanya kenyataan bahwa sikap individu yang kurang menguntungkan semakin diintensifkan lagi oleh prilaku social yang kurang menyenangkan terhadap perubahan normal yang muncul bersama-sama pada tahun – tahun selanjutnya. Perubahan fisik yang terpenting bagi orang berusia dewasa harus menyesuaikan diri, seperti dibawah ini :
1)      Perubahan dalam penampilan.
2)      Perubahan dalam kemampuan indra.
3)      Perubahan dalam keberfungsian fisiologis.
4)      Perubahan pada kesehatan.
5)      Perubahan pada seksual.
6)      Dan lain-lain.
b)      penyesuaian diri terhadap perubahan mental.
Suatu studi dilaporkan oleh Kongres dan Bradway menyimpulakan bahwa kecerdasan dapt sedikit meningkat pada usia dewasa, terutama pada mereka yang ditingkat kecerdasannya tinggi. Studi ini dilakukan terhadap sekelompok kecil orang yang terdiri dari 84 subjek dan mereka diuji dalam satu tahun penuh, yaitu pada tingkat pra sekolah, sekolah lanjutan, orang dewasa muda dan akhirnya ketika mereka berusia 39-44 tahun.
Sama seperti anggota temannya, mereka yang IQ-nya lebih tinggi menunjukkan sedikit perubahan intelektual dari pada orang yang IQ-nya rendah. Pria menunjukkan peningkatan nilai IQ pada saat mereka menjadi semakin tau, sedangkan wanita menunjukkan sedikit penurunan. Karen pria secara mental harus lebih waspada dan siap untuk bersing dalam kerja dari wanita, bersiang untuk membawakan peran sebagai pengatur rumah.
c)      penyesuaian diri pada minat yang ebrubah.
Perubahan minat yang ada pada usia dewasa terjadi akibat dari perubahan tugas, tanggung jawab, kesehatan dan peran dalam hidup. Perubahan minat bagi para wanita jauh lebih tegas dan konkrit pada usia dewasa dibandingkan pria, juga konsentrasinya. Perubahan keinginan ini lebih berkesan.
  1. Penyesuaan Pekerjaan
Pada zaman dahulu, sebagaimana dijelaskan, realtif hanya sedikit orang yang hidup sampai usia lanjut-dewasa dan hanya sedikit orang yang tetap bekerja selama sepanjang periode ini. Lebih lanjut lagi, perubahan dala pola ini kerja dan kondisi yang ada terjadi lebih lambat dari pada yang terjadi sekarang ini. Maka secara relative hanya sedikit pekerjaan yang dipengaruhi perubahan demikian dan mereka yang terpengaruh hanya menderita sedikit.
  1. Penyesuaian Sosial.
Usia dewasa sering membuat perubahan dalam kehidupan social.
Sesuaio dengan pasangan yang tanggung jawab keluarganya berkurang dan status ekonomi mereka lebih meningkat, karena mereka lebih nanyak terlibat dengan kegiatan social dibandingkan dengan semasa madya. Banyak orang yng berusia dewasa terutama kaum wanita, menyadari bahwa kegiatan social dapat menghilangkan kesepian karena anak-anaknya telah dewasa semua dan mulai berkurang.[7]
            Pada kegiatan social dalam usia dewasa sangat dipengaruhi oleh status social seseorang. Mereka yang status ekonominya tinggi akan lebih aktif pada masa usia tersebut dibandingkan mereka yang berstatus rendah.[8]

  1. Akhir Masa Dewasa
Akhir masa Dewasa adalah  masa lanjut usia. Secara alamiah setiap manusia akan menjadi tua atau mngalami proses penuaan. Proses ini tidak dapat dihindari, apapun usaha yang dilakukan. Di Indonesia usia lanjut adalah mereka yang berumur 60 tahun atau lebih dan merupakan kelompok penduduk yang menjadi fokus perhatian para ilmuwan, masyarakat, dan pemerintah belasan tahun terakhir ini. Jumlah usia lanjut terus meningkat baik di Indonesia maupun di dunia dan membawa serta berbagai permasalahan yang harus diantisipasi dan dicarikan jalan keluarnya.
            Lanjut usia merupakan suatu kehidupan yang sangat perlu untuk dipersiapkan, agar dapat menikmati hidup di masa tua dengan sebaik-baiknya dan lebih dari itu lanjut usia memerlukan kebutuhan emosional yang lebih besar daripada kebutuhan secara fisik. Secara mental akan ada perubahan dalam diri seseorang yang menjadi lanjut usia. Perubahan dalam pengertian kebutuhannya, kematangan berpikirnya, tapi dirinya tidak mengalami ketuaan. Semangat itulah yang perlu kita siapkan sedini mungkin, supaya sejak awal kita tidak memiliki rasa tak berguna, rasa tidak mampu melakukan apa-apa, karena kita lebih banyak/sibuk memikirkan bahwa dirinya tidak berguna.
            Tentunya kita semua mempunyai harapan untuk bisa memasuki tahap akhir dari kehidupan atau masa lanjut usia dengan sebaik-baiknya. Namun sebagaimana kita ketahui untuk mewujudkan itu segala sesuatunya perlu dipersiapkan dengan baik. Sebenarnya kita bisa mempersiapkan diri sendiri agar bisa memasuki usia lanjut dengan nyaman kita harus bisa menerima keterbatasan kita.
            Banyak orang merasa takut memasuki masa lanjut usia, karena mereka sering mempunyai kesan negatif atas orang yang lanjut usia. Menurut mereka lansia itu adalah: tidak berguna, lemah, tidak punya semangat hidup, penyakitan, pelupa, pikun, tidak diperhatikan oleh keluarga dan masyarakat, menjadi beban orang lain, dan sebagainya. Memang pada masa lansia orang mengalami berbagai perubahan, secara fisik maupun mental. Tapi perubahan-perubahan ini dapat diantisipasi sehingga tidak datang lebih dini. Proses penuaan pada setiap orang berbeda-beda, tergantung pada sikap dan kemauan seseorang dalam mengendalikan atau menerima proses penuaan itu.[9]
3 macam Usia Lanjut secara kronologis, biologis, dan psikologis. Antara lain :
A.    Umur kronologis. Umur yang dihitung dari jumlah tahun yang sudah dilewati seseorang. Ini adalah umur yang umum kita kenal misalnya 50 tahun, 60 tahun, dan sebagainya.
B.     Umur biologis. Umur yang ditentukan berdasarkan kondisi tubuh. Hal ini dapat terjadi jika seseorang menjadi tua karena ia merasa tua.
C.     Umur psikologis. Umur yang diukur berdasarkan sejauh mana kemampuan seseorang merasakan dan bertindak. Hal ini bisa terjadi pada seorang yang sudah berusia 80 tahun tapi merasa lebih muda dari orang yang di bawah umurnya.
            Dari ketiga macam umur tersebut, kita tahu bahwa proses penuaan tidak dapat dilihat atau diukur hanya dari umur kronologis. Ada beberapa negara menetapkan usia kronologis yang berbeda bagi orang lansia. Di Indonesia, seseorang dianggap lanjut usia, ketika ia pensiun dari pekerjaannya pada usia 55 tahun.
            Namun, di Amerika Serikat, seseorang dikategorikan sebagai lansia pada usia 77 tahun, yang didahului masa pra lansia yaitu usia 69-76 tahun. Bagi orang Jepang kesuksesan justru dimulai pada usia 60 tahun. Dan banyak wanita Jepang yang masih bekerja pada usia 60 tahun ke atas. Sedangkan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) menetapkan usia 60 tahun sebagai titik awal seseorang memasuki masa lansia. Karena itu tidak ada tolok ukur yang jelas kapan seseorang memasuki masa lansia.
Faktor Genetika Faktor ini merupakan faktor bawaan (keturunan), dan setiap orang memiliki faktor genetika yang berbeda-beda, yaitu :
·         Penuaan dini. Orang yang memiliki keturunan penuaan dini harus berwaspada dan berusaha mencegah efek negatif dari faktor genetikanya.
·         Penyakit turunan. Orang yang mengidap penyakit turunan seperti penyakit jantung, hipertensi, atau diabetes harus memperhatikan dan menjaga pola makan serta aktivitasnya.
·         Perbedaan tingkat intelegensia. Umumnya orang yang memiliki intelegensia tinggi lebih lambat menjadi tua. Itu karena ia aktif berpikir dan melatih kemampuan intelektualnya sehingga memperlambat proses penurunan fungsi otak.
·         Warna kulit. Biasanya orang yang berkulit putih lebih mudah terserang osteoporosis daripada mereka yang berkulit hitam.
·         Kepribadian. Orang yang berambisi, bekerja keras, dan dikejar-kejar tugasnya, lebih mudah tersinggung dan gelisah. Ia sering cepat stres, yang mengakibatkannya rentan penyakit.


Mental Ada 3 faktor yang mempengaruhi perubahan mental:
o    Kepribadian: Orang yang berambisi tinggi dan selalu dikejar- kejar waktu, akan cenderung cepat stres, gelisah, frustasi, dan merasa diremehkan pada masa lansianya. Sedangkan orang yang berkepribadian tenang lebih mudah mensyukuri apa yang mereka terima dan berpikir positif ketika memasuki masa lansia.
o    Sosial: Sikap sosialisasi yang kurang baik dapat berdampak negatif pada penyesuaian diri lansia. Ia akan bersikap psikopat, depresi, dan paranoid.
o    Budaya: Budaya Barat sering menganggap orang lansia tidak berguna dan menjadi beban keluarga atau masyarakat saja. Hal ini mengakibatkan orang lansia memiliki mental negatif. Sedangkan Budaya Timur lebih menghormati orang tua, dan menganggap mereka sebagai orang yang bijaksana dan pantas dijadikan panutan.
  1. Penutup

Masa dewasa adalah masa kematangan fisik maupun psikologi yang biasanya dimulai dari umur 18 tahun.
Masa Dewasa Ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : masa dewasa dini, masa dewasa madya, dan masa dewasa lanjut (usia lanjut).
Adapun cirri-ciri masa dewasa antara lain :
Ø  Perubahan minat yakni :
-          minat pribadi
-          minat rekreasional
-          minat social
Ø  Perubahan Fisik
Ø  Perbahan pola piker.


Pada masa dewasa terjadi gejolak – gejolak, antara lain :
1) Masa yang ditakuti (a dreaded period).
2) Masa transisi (a time of transition).
3) Masa penyesuaian kembali (a time of adjustment).
4) Masa keseimbangan dan ketidakseimbang-an (a time of equilibrium and disequilibrium
5) Usia berbahaya (a dangerous age).
6) Usia kaku/canggung (a awkward age).
7) Masa berprestasi (a time of achievement).

Akhir masa Dewasa adalah  masa lanjut usia. Secara alamiah setiap manusia akan menjadi tua atau mngalami proses penuaan. Proses ini tidak dapat dihindari, apapun usaha yang dilakukan. Di Indonesia usia lanjut adalah mereka yang berumur 60 tahun atau lebih dan merupakan kelompok penduduk yang menjadi fokus perhatian para ilmuwan, masyarakat, dan pemerintah belasan tahun terakhir ini. Jumlah usia lanjut terus meningkat baik di Indonesia maupun di dunia dan membawa serta berbagai permasalahan yang harus diantisipasi dan dicarikan jalan keluarnya.


[1] Siti Partini, Suardiman. Psikologi Perkembangan. (Yogyakarta : T. P, 1980). Hlm 87
[2] Kartini Kartono. Psikologi Anak. (Bandung : Alumni, 1982). Hlm 124-126
[3] Andi Mappiare. Psikologi Orang Dewasa. ( Surabaya : Usaha Nasional, 1984 ). Hlm 22
[4] Siti Partini Suardiman. Op. Cit. hlm. 110
[5] Elizabeth B. Hurlock.. Psikologi Perkembangan. (Jakarta : Erlangga, 1980). hlm 246
[6] Agus Salim Daulay. Diktat Psikologi Perkembangan. (Padangsidimpuan: STAIN Padangsidimpaun, 2010). hlm 97
[7] Agus Salim Daulay. Op. Cit. hlm 102
[8] Elizabeth B. Hurlock. Op. Cit. Hlm 335
[9] Siti Rahayu Hardinoto. Psikologi Perkembangan. ( Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 1996). Hlm 97

Postingan populer dari blog ini

TO BE AND AUXILIARY VERB

ISLAM SEBAGAI AJARAN, PEMAHAMAN DAN PENGAMALAN

Etika Guru Terhadap Atasan (Pemimpin)