KEPEMIMPINAN (Sifat-Sifat Pemimpin Yang Efektif)


KEPEMIMPINAN (Sifat-Sifat Pemimpin Yang Efektif)

A. Pendahuluan
            Setiap orang mempunyai sekedar pengaruh atas yang lain, dengan praktek. Pengaruh ini jadi tumbuh, sebagian orang lebih banyak dipengaruhi oleh orang lain, dan sebagaian kondisi lebih banyak dapat digunakan untuk mempengaruhi, maka sangat mungkin untuk mempraktekkan kepemimpinan ini. Kita dapat memandang kepemimpinan sebagai kemampuan seseorang atau pemimpin untuk mempengaruhi prilaku orang lain menurut keinginan-keinginan dalam suatu keadaan tertentu.

            Kemempinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dari sifat-sifat kepribadian, termasuk di dalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka menyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa. Oleh karena itu, seorang pemimpin yang mempunyai sifat-sifat kepribadian yang baik akan lebih mudah untuk diterima oleh anggotanya. Karena para pemimpin juga menjalankan sebuah fungsi dan perannya yang sangat penting. Juga untuk mencoba untuk memahami persoalan-persoalan yang dihadapi para anggota ketika mereka menjalankan profesinya.
            Oleh karena itu, dalam kepemimpinan sebuah organisasi dibutuhkan seorang pemimpin yang efektif. Sehingga setiap orang yang diangkat menjadi pemimpin didasarkan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya daripada orang-orang yang dipimpin. Dan dalam keadaan tertentu kelebihan-kelebihan itu dapat dipergunakannya untuk bertindak sebagai pemimpin tetapi, tidak semua orang dapat menggunakan kelebihannya itu untuk memimpin. Maka dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai bagaimana sifat-sifat pemimpin yang efektif, baik iotu secara umum maupun agama, sehingga bisa menjadi pemimpin yang baik.


B. Tipe atau Gaya Kempemimpinan Dalam Pendidikan
            Adapun gaya-gaya kepemimpinan yang pokok atas dapat juga disebut ekstrem, ada tiga yaitu :
a)      Kepemimpinan yang otokratis
Dalam kepemimpinan yang otokratis, pemimpin bertindak sebagai dictator terhadap anggota-anggota kelompoknya. Baginya pemimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Kekuasaan pemimpin yang otokratis hanya dibatasi oleh undang-undang. Penafsirannya sebagai pemimpin tidak lain adalah menunjukkan dan memberi perintah. Kewajiban bawahan atau anggota-anggotanya hanyalah mengikuti dan menjalankan, tidak boleh membantah ataupun mengajukan saran.
Dalam tindakan dan perbuatannya ia tidak dapat diganggu gugat supervise bagi pemimpin yang otokratis hanyalah berarti mengontrol, apakah segala perintah yang telah diberikan itu ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggota-anggotanya. Jadi, bukan supervise, melainkan inspeksi,m yaitu mencari kesalahan-kesalahan dan meneliti orang-orang yang tidak taat dan tidak percaya kepada pribadi sipemimpin.
b)      Kepemimpinan Yang Laissez Faire
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan pemimpin. Tipe ini diartikan sebagai membiarkan orang-orang berbuat sekehendaknya. Pemimpin yang termasuk tipe ini sama sekali tidak memberikan control dan koreksi terhadap pekerjaan anggota-anggotanya. Pemberian tugas dan kerja sama diserahkan kepada anggota-anggota  kelompok, tanpa petunjuk atau saran-saran dari pemimpin. Dengan demikian, mudah terjadi kekacauan dan bentrokan-bentrokan.
c)      Kepemimpinan yang Demokratis
Kepemimpinan yang bersifat menafsirkan kepemimpinannya bukan sebagai dictator, melainkan sebagai pemimpin ditengah-tengah anggota kelompoknya. Hubungan dengan anggota kelompoknya bukan sebagai majikan terhadap buruhnya, melainkan sebagai kakak terhadap saudara-saudaranya. Dalam melaksanakan tugasnya, ia mau menerima dan bahkan mengharapkan pendapat dan saran-saran dari kelompoknya, juga kritikan yang membangun dan bahan pertimbangan dalam tindakan-tindakan berikutnya.[1]

C. Sifat-Sifat Pemimpin Yang Efektif
1) Sifat-sifat pemimpin yang efektif secara umum
            Untuk menjadi pemimpin diperlukan adanya syarat-syarat tertentu. Dan syarat-syarat serta sifat-sifat dimiliki seseorang pemimpin berbeda-beda menurut golongan dan fungsi jabatan yang dipegangnya. Untuk menjadi pemimpin perusahaan tidak mungkin sama syarat-syarat dan sifat yang diperlukan dengan pemimpin dalam bidang pendidikan. Meskipun demikian, disamping syarat-syarat yang khusus berlaku dan diperlukan bagi jenis-jenis lembaga atau organisasi tertentu, banyak syarat dan sifat umum yang berlaku dan diperlukan bagi hamper semua jabatan kepemimpinan.
            Banyak penulis dan ahli yang mencoba merumuskan syarat-syarat dan sifat-sifat kepemimpinan menurut bidangnya masing-masing. Ada yang merumuskannya secara garis besar dan pokok-pokoknya saja, tetapi ada pula yang sangat terinci.
            Prof. Dr. A. Abdurrahman yang dikutip dari Administrasi dan Supervisi Pendidikan karangan Ngalim Purwanto, menyimpulkan bahwa sifat kepemimpinan menjadi sifat pokok yang disebutnya panca sifat yaitu :
  1. Adil
  2. Suka melindungi
  3. Penuh insiatif
  4. Penuh daya penarik
  5. Penuh kepercayaan pada diri sendiri.[2]

Ordway Tead, mengemukakan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin sebagai berikut :
  1. Berbadan sehat, kuat dan penuh energi
  2. Yakin akan maksud dan tujuan organisasi
  3. Selalu bergairah
  4. Bersifat ramah tamah
  5. Mempunyai keteguhan hati
  6. Unggul dalam teknik bekerja
  7. Sanggup bertindak tegas
  8. Memiliki kecerdasan
  9. Pandai mengajari bawahan
  10. Percaya pada diri sendiri.[3]

Selanjutnya penelitian, Edwin Ghiselli, dalam penelitian ilmiahnya telah menunjukkan sifat-sifat tertentu yang tampaknya penting untuk kepemimpinan efektif. Sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisory ability) atau pelaksanaan fungsi-fungsi dasar manajemen, terutama pengarahan dan pengawas pekerjaan orang lain.
  2. Kebutuhan akan prestasi dalam bekerja, mencakup pencarian tanggung jawab dan keingin suksesan.
  3. Kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran kreatif dan daya piker.
  4. Ketegasan (decibeness), atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat.
  5. Kepercayaan diri, atau pandangan terhadap dirinya sebagai kemampuan untuk menghadapi masalah.
  6. Inisiatif, atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung, mengembangkan serangkaian kegiatan dan menemukan cara-cara baru dan inovasi.[4]

Sedangkan keith Davis mengikhtisarkan ada empat cirri / sifat utama yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kepemimpinan organisasi adalah (1) kecerdasan, (2) Kedewasaan, dan keluasan hubungan sosial (3) motivasi diri dan dorongan berprestasi (4) sikap-sikap hubungan manusiawi.[5]
Selanjutnya akan dibahas mengenai sifat-sifat / karakteristik kepemimpinan kepala sekolah yang efektif diantaranya adalah sebagai berikut :
  1. Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancer dan produktif.
  2. Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
  3. Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat dilibatkan sekolah dan pendidikan.
  4. Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah.
  5. Bekerja dengan tim manajemen.
  6. Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.[6]

Suatu konsep yang lebih menarik lagi ialah sifat-sifat yang diharapkan dimiliki oleh setiap pemimpin yang baik, yang dikemukakan oleh Suprapto pada permulaan memangku jabatannya sebagai gubernur DKI Jakarta ia mendasarkan uraiannya kepada asas kepemimpinan yang dirumuskan Ki. Hajar Dewantara, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Dari asas kepemimpinan tersebut ditutunkannya 17 sifat kepemimpinan yang semuanya dimulai dengan huruf “t” yaitu :
  1. Takwa
  2. Taat
  3. Temen (jujur)
  4. Tekun
  5. Terampil
  6. Tanggap
  7. Trengginas (lincah)
  8. Tegas
  9. Tangguh
  10. Tangg on (iman)
  11. Terbuka
  12. Toleran
  13. Teliti
  14. Tertib
  15. Tepo Seliro
  16. Tanpa Pamrih
  17. Tanggung Jawab.[7]

Dengan mengidentifikasi sifat-sifat kepemimpinan tersebut tidak berarti bahwa seorang pemimpin yang baik harus memiliki keseluruhan atau semua sifat tersebut. Keseluruhan sifat tersebut hanyalah merupakan tipe ideal yang tidak mungkin terdapat di dalam kenyataan yang diharapkjan tentunya ialah agar setiap pemimpin berusaha untuk memiliki sebanyak mungkin sifat kepemimpinan yang baik itu.
2) Sifat-sifat Pemimpin Yang Efektif Secara Agama
            Setelah membahas mengenai sifat-sifat kepemimpinan yang baik secara umum, dalam uraian selanjutnya akan dikemukakan beberapa sifat yang diperlukan dalam kepemimpinan pendidikan maupun agama.
            Allah swt menciptakan manusia sebagai makhluk terbaik ciptaan-Nya, berarti ketaatan dan kepatuhan manusia kepada Allah merupakan alas an penciptaan manusia. Karena itu kekhalifahan manusia di bumi juga merupakan tujuan penciptaan manusia, dan sekaligus hanya manusia yang mampu menerima amanat dari Allah bahwa manusia bebas memilih dan berkehendak untuk mengikuti perintah-perintah Allah.
            Tugas manusia sebagai pemimpin dan manajer di bumi ini ialah memakmurkan alam sebagai manifestasi dari rasa syukur manusia kepada Allah dan pengabdian kepada-Nya, Dalam Q.S Al-Anbiya’ : 73 Allah menegaskan :
öNßg»uZù=yèy_ur Zp£Jͬr& šcrßöku $tR̍øBr'Î/ !$uZøŠym÷rr&ur öNÎgøs9Î) Ÿ@÷èÏù ÏNºuŽöyø9$# uQ$s%Î)ur Ío4qn=¢Á9$# uä!$tFƒÎ)ur Ío4qŸ2¨9$# ( (#qçR%x.ur $oYs9 tûïÏÎ7»tã ÇÐÌÈ
Artinya : “Kami Telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami dan Telah kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan Hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah”,

            Jadi, bagi setiap umat ada pemimpin yang dipercayai (credible) sehingga mereka dapat mengajarkan kebenaran, kebaikan dan kemuliaan dengan keteladananya. Pemimpin harus menjadi penolong, menggerakkan, mengarahkan dan membimbing anggota organisasi untuk mematuhi kehendak Allah. Oleh karena itu, seorang pemimpin efektif diperlukan sifat-sifat yang baik, agar umat yang akan mengankatnya sebagai pemimpin bisa mempercayainya. Adapun sifat-sifat pemimpin yang efektif dalam agama adalah sebagai berikut.
a)      Rendah hati dan sederhana
Seorang pemimpin pendidikan hendaknya jangan mempunyai sikap sombong atau lebih mengetahui daripada yang lain. Ioa hendaknya lebih banyak mendengarkan dan bertanya daripada berkata dan menyuruh. Sehingga para anggotanya tidak merasa diremehkan meskipun mereka hanya seorang bawahan.
b)      Bersifat suka menolong
Pemimpin hendaknya selalu siap sedia untuk membantu anggota-anggotanya tanpa diminta bantuannya. Dan selalu bersedia untuk mendengarkan kesulitan-kesulitan yang disampaikan oleh anggota-anggotanya meskipun ia tidak akan dapat menolongnya.
c)      Sabar dan memiliki kestabilan emosi
Seorang pemimpin pendidikan hendaknya memiliki sifat sabar. Jangan lekas merasa kecewa, dalam menghadapi kegagalan atau kesukaran, sebaliknya jangan lekas merasa bangga dan sombong jika kelompoknya berhasil. Sifat ini akan memberikan perasaan aman kepada anggota-anggotanya.
d)     Percaya kepada dirinya sendiri
Seorang pemimpin hendaknya menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada anggota-anggotanya, percaya bahwa mereka akan dapat melaksanakan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya. Yang dipimpinnya harus merasa pula bahwa mereka mendapat kepercayaan sepenuhnya untuk melaksanakan tugas-tugas yang dipercayakan kepadanya.
e)      Jujur, adil, dan dapat dipercaya
Sikap percaya kepada diri sendiri pada anggota-anggota kelompok dapat timbul karena adanya kepercayaan mereka terhadap pemimpinnya. Karena mereka menaruh kepercayaan kepada pemimpinnya, mereka akan menjalankan semua kewajiban dengan rasa patuh dan bertanggung jawab.
f)       Keahlian dalam jabatan
Keahliuan jababatan merupakan syarat utama pula dalam kepemimpinan. Tanpa keahlian tak mungkin menjadi pemimpin. Dengan keahlian jabatan itu bukan saja dimaksud kecakapan dalam melaksanakan pekerjaan, tetapi juga termasuk pengalaman dan penguasaan semua macam pengetahuan yang diperlukan untuk memperoleh dan menambah kecakapan kita.[8]
g)      Amanah
Amanah juga merupakan sifat kepemimpinan. Karena Allah telah mempercayakan manusia mengelola ala mini untuk kebaikan manusia dan kemakmuran alam, berarti keteladanan manusia yang menduduki jabatan tertentu sangat diperlukan untuk kebaikan organisasi. Oleh karena itu, seorang pemimpin diharapkan melakukan apa yang mereka katakana, agar bawahannya sukarela melakukan pekerjaan yang dipercayakan kepadanya.[9]

D. Kesimpulan
            Adapun yang menjadi kesimpulan dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut :
            Sebenarnya sifat-sifat kepemimpinan yang efektif tersebut hanyalah merupakan tipe ideal yang tidak mungkin terdapat dalam kenyataan. Dan tidak mungkin semua sifat yang telah diuraikan di atas berlaku bagi semua pemimpin dari segala organisasi. Namun sangat diharapkan tentunya ialah agar setiap pemimpin berusaha untuk memiliki sebanyak mungkin sifat kepemimpinan yang baik itu. Namun, penulis akan menyimpulkan bahwa yang menjadi inti dari sifat-sifat kepemimpinan yang efektif itu adalah sebagai berikut :
a)      Bertakwa dan taat kepada perintah Tuhan
b)      Jujur, adil dan dapat dipercaya
c)      Bertanggung jawab atas segala tugas yang di emban
d)     Sehat jasmani dan rohani
e)      Mempunyai kecakapan ilmu pengetahuan.

Sedangkan sifat kepemimpinan yang efektif dalam agama adalah sebagai berikut :
a)      Rendah hati dan sederhana
b)      Suka menolong
c)      Sabar dan memiliki kestabilan emosi
d)     Jujur, adil dan amanah
e)      Keahlian dalam jabatan



[1] Ngalim Purwanto. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 48-50.
[2] Ibid., hlm. 53.
[3] Ibid.
[4] T. Hani Handoko. Manajemen, (Edisi ke dua), (Yogyakarta : BPFE Yogyakarta, 2003), hlm. 297.
[5] Ibid.
[6] Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 126.
[7] M. Ngalim Purwanto. Op. cit., hlm. 54.        
[8] Ibid., hlm. 55-58.
[9] Syafuddin. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Press, 2005), hlm. 184.

Postingan populer dari blog ini

TO BE AND AUXILIARY VERB

ISLAM SEBAGAI AJARAN, PEMAHAMAN DAN PENGAMALAN

Etika Guru Terhadap Atasan (Pemimpin)